Minggu, 29 Juni 2008

Program belum siap sampai jam 12.00

mohon maaf sebesar besarnya kepada seluruh siswa dan ortunya yang pengen melakukan pendataan di sma negeri 9 malang.
karena sampai jam 12 ini print out belum bisa diberikan ......
jadi ya tinggal pulang dulu ya?

Jumat, 27 Juni 2008

Persaingan SMAN Favorit Tak Ketat


Siswa yang meraih NUN tinggi bisa berlega hati. Karena, persaingan masuk SMA negeri favorit tidak begitu ketat. Sedangkan peraih NUN rendah, mereka harus bersaing berebut kursi. Dari total 704 kursi di SMA favorit dengan rentang NUN 38,30-35,00, hanya 585 siswa yang layak masuk. Sementara di sisi lain, tahun ini pagu SMA negeri berkurang. Jika tahun lalu SMA negeri ditargetkan mampu menggaet 2.600 siswa baru, tahun ini hanya dibatasi 1.475.

Dari segi rentang NUN misalnya, diprediksi siswa dengan NUN 38,00 sampai 34,00 masih mampu menembus SMA favorit di kawasan Tugu. Yakni, SMAN I, SMAN 3, dan SMAN 4. Pasalnya, jika mengacu rentang NUN, jumlah NUN 38,00-38,30 hanya empat orang.

Sedangkan NUN 37,00-37,95 ada 10 siswa, NUN 36,00 - 36,96 sebanyak 177 siswa, serta NUN 35,00 - 35,95 dimiliki 394 siswa. Total ada 585 siswa dengan rentang NUN cukup tinggi. Padahal, kursi yang disediakan di tiga SMAN favorit ini sebanyak 704 kursi. Praktis, jika melihat kondisi tersebut, NUN 34,95-34,00 masih bisa menerobos persaingan PSB online di sekolah tersebut.

Kasek SMAN I Drs M. Shulton MPd juga membenarkan prediksi itu. Mengaca kondisi tahun lalu untuk masuk SMAN I minimal harus mengantongi NUN 28,00. Dengan tiga mata uji, maka rata-rata nilai yang dikantongi 9,33. Bahkan, tahun ajaran 2007/2008 lalu, rentang NUN tertinggi siswa yang diterima di sekolah ini mencapai 29,40 atau rata-rata 9,8.

Untuk tahun ini NUN tertinggi SMP Kota Malang saja hanya 38,30 dengan empat mata pelajaran atau rata-rata 9,57. Itupun hanya ada empat siswa. "Ini jelas akan berpengaruh pada input siswa baru," ujarnya, kemarin.

Terlebih, sesuai ruang kelas yang ada, tahun ini SMAN I menerima lima rombongan belajar dengan kapasitas 160 siswa baru. Meski akan berat bagi sekolah karena input kurang optimal, namun SMAN I masih berada di tingkatan paling atas.

Minimal, siswa yang masuk ke sekolah ini adalah mereka yang memiliki NUN di tingkatan atas Kota Malang. "Proses akan berjalan. Disitulah sekolah dan guru akan menggembleng siswa sampai berhasil," tandas dia.

Sementara itu, hingga kemarin Diknas Kota Malang terus mematangkan konsep PSB online. Bertempat di aula SMKN 4, Diknas melatih operator PSB online dari masing-masing sekolah. Pelatihan ini diformat bergulir mulai golongan SMA, SMK, dan SMP. "Secara prinsip tidak ada perubahan. Tapi, tetap ada penyesuaian," terang Kabid Dikmen Diknas Kota Malang Drs Sugiharto dalam paparannya, kemarin.

Penyesuaian yang dimaksud Sugiharto adalah tentang jumlah mata pelajaran. Tahun lalu, hanya ada tiga mata pelajaran yang di-UN-kan. Dan tahun ini menjadi empat mapel (mata pelajaran).

Karena itu, sistem seleksi tahun ini berubah dan mengacu pada empat mapel. Artinya, jika tahun lalu NUN absolut bisa sampai 30 atau rata-rata 10, maka tahun ini ikut di rata-rata saja. "Kami akan mengambil di rata-rata dengan menyesuaikan jumlah mapel," kata dia.

Selain itu, dia juga menegaskan bahwa batasan siswa luar kota yang bisa masuk ke Kota Malang hanya 10 persen dari total pagu. Sistemnya, siswa luar kota tak perlu meminta rekomendasi pada Diknas Kota Malang. Tapi, cukup langsung melakukan registrasi ke semua sekolah negeri untuk mendapat nomor register. "Registrasi bisa dimulai Senin depan. Baru setelah mendapat nomor bisa mendaftar PSB onlie 7 Juli mendatang," tandasnya.

Sementara itu, Sugiharto mengingatkan agar orang tua atau peserta PSB online jeli memilih sekolah dan memasukkan data. Salah sedikit saja entry data, bisa berakibat fatal. Salah satunya, sekolah sasaran lepas dari tangan. (dari JP radar malang)

Rabu, 21 Mei 2008

PSB SBI SMA (tidak) LEBIH AWAL

Ketua MKKS SMAN Tri Suharno menambahkan, untuk kelas akselerasi format penerimaan siswa baru sama dengan tahun-tahun sebelumnya. Kelas akselerasi akan dibuka setelah PSB online selesai. Karena kelas lebih bersifat penawaran kepada siswa baru yang benar-benar mampu.

"Penerimaan siswa baru tahap awal sudah include dengan PSB online. Program yang sudah disepakati memang begitu. Penerimaan siswa tidak dibuka sendiri," ungkap Kasek SMAN 3 Malang ini.

Rangkaian tes yang akan diberlakukan, kata dia, tidak jauh berbeda. Meliputu materi tes potensi akademik sampai tes psikologi. "Khusus SPP lebih mahal. SPP-nya Rp 325 ribu. Kalau reguler kan Rp 150 ribu. Semua aturan ini akan kami bahas nanti bersama wali murid," ungkapnya. (hap/nen/war)

DIKNAS BUKA 3 JALUR PSB

Begitu ujian nasional (UN) dan UASBN (ujian akhir sekolah berstandar nasional) tuntas, Diknas Kota Malang langsung konsentrasi pada penerimaan siswa baru (PSB) yang diperkirakan awal Juli nanti. Dipastikan, tahun ini ada tiga jalur PSB yang digelar. Yakni, PSB online, PSB jalur tes, dan PSB jalur prestasi non akademis.

Kabid Dikmen (Pendidikan Menengah) Diknas Kota Malang Drs Sugiharto mengatakan, dari tiga jalur tersebut PSB online paling utama. Sebab, semua sekolah bisa mendaftarkan diri mengikuti program penerimaan siswa baru berbasis information technology (IT). Sedangkan jalur tes dan jalur prestasi hanya beberapa sekolah saja yang membentang. "Hampir mirip dengan penerimaan mahasiswa baru di perguruan tinggi. Seperti PSB, PMDK, dan seleksi serentak nasional," ujar Sugiharto.

Diknas merinci, tahun lalu jalur PSB online diikuti 118 sekolah. Masing-masing 10 SMA negeri, 15 SMA swasta, 12 SMK negeri, dan 24 SMK swasta. Sedangkan peserta PSB online tingkat SMP sebanyak 24 SMP negeri dan 33 SMP swasta. Jumlah tersebut, diprediksi mengalami peningkatan tahun ini karena masih banyak sekolah yang melakukan seleksi sendiri. "Bisa saja bertambah. Tapi, itu masih perkiraan karena sejauh ini jadwal PSB online belum ditetapkan," terangnya.

Sementara, untuk jalur khusus, Sugiharto membeber, jalur ini hanya berlaku untuk sekolah-sekolah yang mengembangkan kelas akselerasi dan kelas bertaraf internasional. Di Kota Malang, sekolah yang membuka kelas akselerasi atau kelas percepatan adalah SMAN I, SMAN 3, dan SMPN 1. Sementara, sekolah yang mengembangkan Sekolah Bertaraf Internasional (SBI) hanya tujuh sekolah. Yaitu, SMPN 1, SMPN 5, SMAN 3, SMAN 5, SMAK Santo Albertus (SMA Dempo), SMKN 3, dan SMKN 4. "Secara teknis telah dimatangkan. Termasuk penyeragaman jadwal penerimaan siswa baru," urainya.

Hanya, lanjut Sugiharto, kepastiannya masih menunggu kesiapan sekolah masing-masing. Termasuk, soal tarikan dana program akselerasi dan SBI. Pasalnya, mengaca tahun-tahun sebelumnya, dua jalur itu selalu menyerap pembayaran lebih tinggi dibanding kelas reguler. Alasannya, program dan pembelajaran yang diberikan berbeda. "Soal pendanaan SBI, baru akan dibahas 22-23 Mei ini di Batu," kata dia.
Disinggung soal PSB jalur khusus dan belum keluarnya ijazah atau keterangan lulus, Sugiharto menilai itu hal wajar. Sebab, yang diandalkan adalah tes kemampuan akademik, bukan nilai ujian nasional. Dengan begitu, jika lulus tes maka persyaratan langsung dipenuhi. (nen/hap/war)