Rabu, 21 Mei 2008

PSB SBI SMA (tidak) LEBIH AWAL

Ketua MKKS SMAN Tri Suharno menambahkan, untuk kelas akselerasi format penerimaan siswa baru sama dengan tahun-tahun sebelumnya. Kelas akselerasi akan dibuka setelah PSB online selesai. Karena kelas lebih bersifat penawaran kepada siswa baru yang benar-benar mampu.

"Penerimaan siswa baru tahap awal sudah include dengan PSB online. Program yang sudah disepakati memang begitu. Penerimaan siswa tidak dibuka sendiri," ungkap Kasek SMAN 3 Malang ini.

Rangkaian tes yang akan diberlakukan, kata dia, tidak jauh berbeda. Meliputu materi tes potensi akademik sampai tes psikologi. "Khusus SPP lebih mahal. SPP-nya Rp 325 ribu. Kalau reguler kan Rp 150 ribu. Semua aturan ini akan kami bahas nanti bersama wali murid," ungkapnya. (hap/nen/war)

DIKNAS BUKA 3 JALUR PSB

Begitu ujian nasional (UN) dan UASBN (ujian akhir sekolah berstandar nasional) tuntas, Diknas Kota Malang langsung konsentrasi pada penerimaan siswa baru (PSB) yang diperkirakan awal Juli nanti. Dipastikan, tahun ini ada tiga jalur PSB yang digelar. Yakni, PSB online, PSB jalur tes, dan PSB jalur prestasi non akademis.

Kabid Dikmen (Pendidikan Menengah) Diknas Kota Malang Drs Sugiharto mengatakan, dari tiga jalur tersebut PSB online paling utama. Sebab, semua sekolah bisa mendaftarkan diri mengikuti program penerimaan siswa baru berbasis information technology (IT). Sedangkan jalur tes dan jalur prestasi hanya beberapa sekolah saja yang membentang. "Hampir mirip dengan penerimaan mahasiswa baru di perguruan tinggi. Seperti PSB, PMDK, dan seleksi serentak nasional," ujar Sugiharto.

Diknas merinci, tahun lalu jalur PSB online diikuti 118 sekolah. Masing-masing 10 SMA negeri, 15 SMA swasta, 12 SMK negeri, dan 24 SMK swasta. Sedangkan peserta PSB online tingkat SMP sebanyak 24 SMP negeri dan 33 SMP swasta. Jumlah tersebut, diprediksi mengalami peningkatan tahun ini karena masih banyak sekolah yang melakukan seleksi sendiri. "Bisa saja bertambah. Tapi, itu masih perkiraan karena sejauh ini jadwal PSB online belum ditetapkan," terangnya.

Sementara, untuk jalur khusus, Sugiharto membeber, jalur ini hanya berlaku untuk sekolah-sekolah yang mengembangkan kelas akselerasi dan kelas bertaraf internasional. Di Kota Malang, sekolah yang membuka kelas akselerasi atau kelas percepatan adalah SMAN I, SMAN 3, dan SMPN 1. Sementara, sekolah yang mengembangkan Sekolah Bertaraf Internasional (SBI) hanya tujuh sekolah. Yaitu, SMPN 1, SMPN 5, SMAN 3, SMAN 5, SMAK Santo Albertus (SMA Dempo), SMKN 3, dan SMKN 4. "Secara teknis telah dimatangkan. Termasuk penyeragaman jadwal penerimaan siswa baru," urainya.

Hanya, lanjut Sugiharto, kepastiannya masih menunggu kesiapan sekolah masing-masing. Termasuk, soal tarikan dana program akselerasi dan SBI. Pasalnya, mengaca tahun-tahun sebelumnya, dua jalur itu selalu menyerap pembayaran lebih tinggi dibanding kelas reguler. Alasannya, program dan pembelajaran yang diberikan berbeda. "Soal pendanaan SBI, baru akan dibahas 22-23 Mei ini di Batu," kata dia.
Disinggung soal PSB jalur khusus dan belum keluarnya ijazah atau keterangan lulus, Sugiharto menilai itu hal wajar. Sebab, yang diandalkan adalah tes kemampuan akademik, bukan nilai ujian nasional. Dengan begitu, jika lulus tes maka persyaratan langsung dipenuhi. (nen/hap/war)